KUTIPAN KATA MUTIARA SOEKARNO
![Ir. soekarno Presiden Pertama RI](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5LUyKlyFwQ7kjQtzdleqUnzJ_hAG7FfUZf_vIHjgqltIU-krqBTG2zTyIfKToDeGyWLxhR5ekClR1IbPpePmrbtQdk8JSlkIzdmrhSPP9UrZVdxv2pHcupNghJMS9V80VNSI_gz528w/s1600/001580700_1433506859-header_alsi-itb_dot_org.jpg) |
Ir. Soekarno
|
DISUSUN
BERDASARKAN URUTAN ABJAD
1. “Aku akan memuji apa yang baik, tak pandang sesuatu itu datangnya
dari seorang komunis, Islam, atau seorang Hopi Indian”. (Ir. Soekarno)
2. “Aku Lebih suka lukisan Samudra
yang gelombangnya memukul menggebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem
tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964
Bung Karno)
3. “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan
takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah
tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Ir. Soekarno)
4.
“Aku ini bukan
apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, berjuang karena rakyat,
dan aku penyambung lidah rakyat”. (Ir. Soekarno)
5. “Akan tetapi, betapa pun, pandangan dunia luar, maka
terhadap persoalan apakah aku akan menjadi komunis atau tidak, jawabnya ialah:
Tidak”. (Ir. Soekarno)
6. “Adakan Lenin ketika dia mendirikaN neGara Soviet Rusia
merdeka telah mempunyai Dnepropetrovsk, dan yang maha besar di sungai Dnepr?
Apa ia telah mempunyai stasiun radio yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah
mempunyai kereta api yang cukup meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap
orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet Rusia merdeka telah dapat
membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat”. (Ir. Soekarno)
7. “Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila.
Apa yang kukerjakan hanyalah mengggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi
kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah”. (Ir.
Soekarno)
8. “Apa yang sudah disepakati secara politik, jangan pernah
diperdebatkan secara estetis”. (Ir. Soekarno)
9. “Apakah kita mau Indonesia
merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya
sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan,
merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?” (
Ir.Soekarno Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 )
10. “Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua
negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa
Indonesia sendiri yang mengolahnya”. (Ir. Soekarno)
11. “Apakah Kelemahan kita: Kelemahan
kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi
bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal
kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi,
1966 Bung Karno)
12. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa
pahlawannya”.
(Ir. Soekarno, Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)
13. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru
dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. (Ir.
Soekarno)
14.
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya
sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato
HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)
15. “Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna, tapi
berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya!” (Ir. Soekarno)
16. “Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung
elang terbang sendirian”.
Sumber:
Pidato Pembelaan Bung Karno di Muka Hakim Kolonial
17. “Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya,
dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya”. (Ir.
Soekarno)
18. “Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam”. (Ir.
Soekarno)
19. “Bangsa adalah segerombolan manusia yang keras, ia punya
keinginan bersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam di atas satu
geopolitik yang nyata satu persatuan”. (Ir. Soekarno)
20. “Berilah aku semilyun orang tua, maka aku akan sanggup
memindahkan gunung Merapi dari tempatnya; dan berilah aku sepuluh pemuda yang
bersemangat besar, niscaya aku akan sanggup menggemparkan dunia”. (Ir.
Soekarno)
21. “Bangsa Indonesia (Saya) berjanji pada diri Beograd (sendiri) untuk
bekerja mencapai suatu Dunia yang lebih baik, suatu Dunia yang bebas dari
sengketa dan ketegangan, suatu Dunia di mana anak-anak dapat tumbuh dengan
bangga dan bebas, suatu Dunia di mana keadilan dan kesejahteraan berlaku untuk
semua orang. Adakah suatu bangsa menolak janji semacam itu?” (Ir. Soekarno)
22. “Bangsa yang terdiri dari kaum buruh belaka dan menjadi buruh antara
bangsa-bangsa. Tuan-tuan hakim itu bukan nyaman. Tidaklah karenanya wajib
tiap-tiap nasional mencegah keadaan itu dengan seberat-beratnya?” (Ir.
Soekarno)
23. “Bagaimana hakekatnya budaya atau cultuur yang didatangkan imperialisme
modern itu? Stockvis menyebutnya rakyat khatulistiwa yang korat-karit dan
diperlakukan tidak semena-mena”. (Ir. Soekarno)
24. “Bangsa atau rakyat adalah satu jiwa. Jangan kita kira seperti
kursi-kursi yang dijajarkan. Nah, oleh karena bangsa atau rakyat adalah satu
jiwa, maka kita pada waktu itu memikirkan dasar statis atau dasar dinamis bagi
bagsa, tidak boleh mencari hal-hal di luar jiwa rakyat itu sendiri”. (Ir.
Soekarno)
25. “Bangunlah suatu dunia dimana semua bangsanya hidup dalam
damai dan persaudaraan”. (Ir. Soekarno)
26. “Dan agar yang tidak murni terbakar mati !” (Ir.
Soekarno)
27. “Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia
dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia adalah hidup satu
bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi
akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali menjadi: Een
natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha besarlah Tuhan yang
membuat kita sadar kembali sebelum kasip”. (Ir. Soekarno)
28. “Dalam pidatoku, "Sekali Merdeka tetap Merdeka"! Kucetus
semboyan: "Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN". (Ir.
Soekarno)
29. “Di manakah kekuatan duniawi yang bisa memadamkan tenaga sesuatu
bangsa”. (Ir. Soekarno)
30. “Dalam sebuah revolusi, bapak makan anak itu adalah hal
yang lumrah”. (Ir. Soekarno)
31. “Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis?
Kaum Marhaenis adalah setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa. Yang
mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu, dan Yang bersama-sama dengan
tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imperialisme,
kolonialisme, dan yang bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang
untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan
makmur”. (Ir. Soekarno)
32. “Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu? Yang
saya namakan Marhaen itu adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih
tepat: yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imperialisme, dan
kolonialisme”. (Ir. Soekarno)
33. “Dalam hubungan Internasional pun kemerdekaan merupakan
suatu jembatan, suatu jembatan untuk perjuangan bangsa-bangsa bagi persamaan
derajat untuk pembentukan bangsa-bangsa dan negara-negara sehinggga sanggup
berdiri di atas kaki beograd (sendiri), Politis, ekonomis”. (Ir. Soekarno)
34. “Dari sudut positif kita tidak bisa membangunkan kultur
kepribadian kita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaaan yang
sehat”. (Ir. Soekarno)
35. “Engkau telah sering mendengar mengenai diriku, bahwa aku ini sejak umur
16 tahun telah mencemplungkan diri dalam gerakan untuk tanah air, bangsa, dan
cita-cita”. (Ir. Soekarno)
36. “Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah
bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke
Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya”. (Ir. Soekarno)
37.
“Firman Tuhan inilah gitaku,
Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu (Innallaha) la yu
ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim (bi-anfusihim)”. ” Tuhan
tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Bung
Karno, Pidato HUT Proklamasi, 1964)
38. “Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah
setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”.
(Ir. Soekarno)
39. “Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama,
pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat
kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris
buat kepentingan bersama!” (Ir.
Soekarno)
40. “Go to hell with your aid . .
. Buat apa memerdekakan bangsaku, bila bangsaku hanya tetap jadi budak bagi
asing, jangan dengarkan asing, jangan mau dicekoki Keynes, Indonesia untuk
bangsa Indonesia” (Ir.Soekarno)
41. “Gemah ripah loh jinawi, tata
tentram kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku
cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten
pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur,
murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore
bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari
bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya.
Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam
tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita
sosialisme." (Bung Karno, Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960)
42. “Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan
sendiri, akan dapat berdiri dengan kuat”. (Ir. Soekarno)
43. “Hentikan perdagangan barteran ini dengan Singapura dan
bergabunglah dalam kesatuan-kesatuan ekonomi yang kuat untuk memajukan daerah
saudara-saudara dan untuk membuat Belawan-Deli menjadi pelabuhan yang terbesar
di Asia Tenggara”. (Ir. Soekarno)
44. “Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi
ekonomi, kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi
politik, kita hadapi dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi
militer, kita hadapi dengan konfrontasi militer”. (Ir. Soekarno)
45. “Ini adalah kesewenang-wenangan dengan mempergunakan undang-undang
sebagai sendjata”. (Ir. Soekarno)
46. “Imperialisme yang pada hakikatnya internasional hanya
dapat dikalahkan dan ditundukkan dengan penggabungan tenaga anti imperialisme
yang internasional juga”. (Ir.
Soekarno)
47. “Indonesia merdeka hanyalah suatu jembatan walaupun
jembatan emas di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata
sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis”. (Ir. Soekarno)
48. “Indonesia merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid,
tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan! (Ir. Soekarno)
49. “Indonesia merdeka, tidak lain dan tidak bukan ialah satu
jembatan!” (Ir. Soekarno)
50. “Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak
berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur,
kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme”. (Ir. Soekarno)
51. “Ini Negara, alat perjuangan kita. Dulu alat perjuangan
ialah partai”. (Ir. Soekarno)
52. “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. (Ir. Soekarno)
53. “Janganlah kita lupakan demi tujuan kita, bahwa para
pemimpin berasal dari rakyat, dan bukan berada atas rakyat”. (Ir. Soekarno)
54. “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta!
Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca benggala dari pada
masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
55. “Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga
warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai !
Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato
HUT Proklamasi,1950 Bung Karno)
56. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan
seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya
kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa”. (Ir.
Soekarno)
57. “Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati,
maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya”. (Ir. Soekarno)
58. “Jikalau orang Indonesia berjumpa dengan orang Indonesia, warga negara
Republik Indonesia berjumpa dengan warga negara Republik Indonesia, pendek kata
jikalau orang Indonesia bertemu dengan orang Indonesia, selalu memekikkan pekik
merdeka! jangankan di surga, di dalam neraka pun!!! (Ir. Soekarno)
59. “Jikalau aku misalnya diberikan dua hidup oleh Tuhan, dua
hidup ini pun akan aku persembahkan kepada tanah air dan bangsa”. (Ir.
Soekarno)
60. “Jika tiap-tiap orang Indonesia yang tujuh puluh milyun
ini lebih dahulu merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political
independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia
merdeka. Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di
dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam
Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di
dalam Soviet - Rusia merdeka, Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet - Rusia
satu per satu”. (Ir. Soekarno)
61. “Jikalau kita membaca seorang pemimpin Irlandia lain,
Erskin Childers berkata, kemerdekaan bukanlah soal tawar-menawar, kemerdekaan
sebagai maut, dia ada atau tidak ada. Kalau orang menguranginya maka itu bukan
kemerdekaan lagi”. (Ir. Soekarno)
62. “Jikalau ingin menjadi satu bangsa yang besar, ingin menjadi bangsa yang
mempunyai kehendak untuk bekerja, perlu pula mempunyai imagination!” (Ir.
Soekarno)
63. “Jikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo misalnya, menjadi Kepala
Negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo
dengan sendirinya, dengan otomatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh
karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarki itu”. (Ir. Soekarno)
64. “Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun sama sekali tidak
berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa, pemuda
begini baiknya digunduli saja kepalanya”.
(Ir. Soekarno)
65. “Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu
runcing. Saudara-saudara semua siap sedia mati mempertahankan tanah air kita
Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia untuk merdeka”. (Ir.
Soekarno)
66. “Kalau kita tidak bisa menyelenggarakan sandang, pangan
di tanah air yang kaya ini, maka sebenarnya kita sendiri yang tolol, kita
sendiri yang maha tolol. (Ir. Soekarno)
67. “Kalau perempuan itu baik, maka
jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu buruk, maka runtuhlah negara." (Ir.
Soekarno)
68. “Kalau kita mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi
barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politik economische
democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial! Rakyat Indonesia sudah
lama bicara tentang hal ini. Apakah yang dimaksud dengan Ratu Adil? Yang
dimaksud dengan faham Ratu Adil ialah social rechtvaardigheid. Rakyat ingin
sejahtera. Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan kurang pakaian,
menciptakan dunia baru yang di dalamnya ada keadilan, di bawah pimpinan
Ratu-Adil. (Ir. Soekarno)
69. “Kamu orang ini betul-betul tidak mempunyai rasa kasihan
kepada sesama hidup. Apa salahnya kijang itu kamu tembak? Bagaimana kalau
kijang yang kamu tembak itu masih mempunyai anak kecil yang memerlukan
pertolongan induknya? apakah kamu orang di sini kekurangan makan? (Ir.
Soekarno)
70. “Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan
samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari dua setengah sen sehari.
Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang
rela menderita demi pembelian cita-cita”.
(Ir. Soekarno)
71. “Kita belum hidup dalam sinar
bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, Tetaplah bersemangat elang
rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno).
72. “Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi
gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang
dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe”. (Ir. Soekarno)
73. “Kita adalah bangsa yang sangat
besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan
minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini
syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi
budak." (Bung Karno, Pidato HUT Proklamasi)
74. “Kita ini sudah merdeka. Tentu kita harus bersyukur
kepada Allah Tuhan YME. Kita juga harus berterimakasih kepada seluruh rakyat
yang sudah berjuang untuk kemerdekaan. Karena ada warga keturunan yang juga
ikut berjuang membantu perjuangan. Kita juga harus berterimakasih kepada warga
keturunan Cina. Kita juga harus berterimakasih kepada warga keturunan India.
Tetapi kita jangan berterimakasih kepada warga keturunan Arab. Karena..
karena.. mereka.. sudah menjadi bagian dari keluarga besar bangsa kita sejak
ratusan tahun yang lalu.” (Pidato Bung Karno di Semarang tahun 1948)
75. “Kebangsaan Indonesia yang bulat, bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan
Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi
kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat. (Ir.
Soekarno)
76. “Kemerdekaan adalah jembatan emas, jembatan inilah yang leluasa menyusun
masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal, dan abadi. (Ir.
Soekarno)
77. “Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar
dengan tekad merdeka, merdeka atau mati! (Ir. Soekarno)
78. “Kemerdekaan untuk merdeka, kemerdekaan berarti mengakhiri untuk
selama-lamanya penghisapan-penghisapan bangsa oleh bangsa,
penghisapan-penghisapan yang tak langsung maupun penghisapan yang langsung. (Ir.
Soekarno)
79. “Kita bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta
kemerdekaan”. (Ir. Soekarno)
80. “Kita dari republik Indonesia dengan tegas menolak
chauvinisme itu. Maka itu di samping sila kebangsaan dengan lekas-lekas kita
taruhkan sila perikemanusiaan”. (Ir. Soekarno)
81. “Kita ingin mendirikan suatu negara, semua buat semua,
bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan,
walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara, semua buat semua”. (Ir.
Soekarno)
82. “Kita mendirikan negara
Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua. Bukan
Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan
Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan
Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia,
semua buat semua!" (Ir. Soekarno)
83. “Kita tidak miskin, tapi dimiskinkan. Kita tidak
bodoh, tapi dibodohkan, Oleh sebuah sistem” – (Ir. Soekarno)
84. “Kasihan burung itu, biarkan dia mencari makan di alam bebas. Kamu orang
belum pernah mengalami bagaimana susahnya orang ditahan, dipenjarakan tanpa ada
kesalahan. Maka jangan ada pengawal saya memenjarakan burung dalam sangkar,
sekalipun sangkarnya dari emas”. (Ir.
Soekarno)
85. “Laki-laki dan perempuan adalah
seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka
terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; Jika patah satu
dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno).
86. “Maka aku sekarang berkata kepada para teksnisi, kepada
seluruh rakyat Indonesia, mari kita kerjakan kita punya tugas, tanpa
meghitung-hitung apa yang nanti terjadi dengan kita”. (Ir. Soekarno)
87. “Maka karena itu jikalau kita memang betul-betul
mengerti, mengingat dan mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip
hal sociale rechvaardig heid ini, yaitu bukan saja persamaan politik, harus
mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama”. (Ir. Soekarno)
88. “Manakala suatu bangsa telah sanggup mempertahankan
negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu
bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan”.
(Ir. Soekarno)
89. “Massa adalah penentu sejarah”. (Ir. Soekarno)
90. “Masyarakat keadilan sosial bukan saja meminta distribusi
yang adil, tetapi juga adanya produksi yang secukupnya”. (Ir. Soekarno)
91. “Memang Zaman imperialisme modern mendatangkan kesopanan,
mendatangkan jalan-jalan tapi apakah itu setimbang dengan bencana yang
disebabkan oleh usaha-usaha partikulir itu?”
(Ir. Soekarno)
92. “Menurut keyakinan kami, hilangnya pemerintah asing dari
Indonesia, belum tentu juga dibarengi oleh hilangnya imperialisme asing sama
sekali”. (Ir. Soekarno)
93. “Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan
emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama
rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis.”
(Ir. Soekarno)
94. “Musuh kita yang
terbesar yang selalu merusakkan keselamatan dan kesejahteraan Asia dan juga
merusakkan keselamatan dan kesejahteraan Indonesia ialah Amerika dan Inggris.
Oleh karena itu, di dalam peperangan Asia Timur Raya ini, maka segenap kita
punya tenaga, segenap kita punya kemauan, segenap kita punya tekad harus kita
tujukan kepada hancur-leburnya Amerika dan Inggris itu. Selama kekuasaan dan
kekuatan Amerika dan Inggris belum hancur-lebur, maka Asia dan Indonesia tidak
bisa selamat. Karena itu, semboyan kita sekarang ini ialah, Hancurkan kekuasaan
Amerika. Hancurkan kekuasaan Inggris. Amerika kita setrika, Inggris kita
linggis!" (Ir. Soekarno)
95. “Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu
golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga
milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai
Merauke!” (Ir. Soekarno)
96. “Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita
menjadi 'Perkakasnya Tuan', dan membuat kita menjadi 'hidup di dalam roh.” (Ir.
Soekarno)
97. “Nasionalisme Eropa ialah satu nasionalisme yang bersifat
serang menyerang. Satu nasionalisme yang mengejar keperluan sendiri, satu
nasionalisme perdagagan yang untung atau rugi nasionalisme semacam itu pastilah
salah, pastilah binasa”. (Ir.
Soekarno)
98. “Nasionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan
semata-mata copy atas tiruan dari Nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari
rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan”.
(Ir. Soekarno)
99. “Negara kita ini untuk kita semua, untuk seluruh rakyat
dan untuk seluruh keturunan bangsa kita”.
(Ir. Soekarno)
100. “Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-Saudara. Berjiwa besarlah,
ber-imagination. Gali! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang
paling cantik di dunia. Sumber: Pidato di Semarang (29 Juli 1956)
101. “Oleh karena itu, maka Marhaen tidak harus mengikhtiarkan
Indonesia merdeka, tidak saja harus mengikhtiarkan kemerdekaan nasional, tetapi
juga harus menjaga yang di dalam kemerdekaan nasional itu harus Marhaen yang
memegang kekuasaan”. (Ir. Soekarno)
102. “Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak
mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin”. (Ir. Soekarno)
103. “Pemilihan umum jangan menjadi tempat pertempuran. Perjuangan
kepartaian yang dapat memecah persatuan bangsa Indonesia”. (Ir. Soekarno)
104. “Perang kemerdekaan Amerika adalah sukses pertama perang
melawan kolonialis di dalam sejarah dunia”.
(Ir. Soekarno)
105. “Perbaikan nasib ini hanya bisa datang seratus persen,
bilamana masyarakat sudah tidak ada kapitalisme dan imperialisme”. (Ir. Soekarno)
106. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. (Ir. Soekarno)
107. “Politik bebas bukanlah suatu politik mencari kedudukan
netral jika pecah peperangan, politik bebas bukanlah suatu politik netralitas
tanpa mempunyai warnanya Beogard ( sendiri ), berpolitik bebas bukanlah berarti
menjadi suatu negara penyangga antara kedua blok raksasa”. (Ir. Soekarno)
108. “Rakyat padang pasir bisa hidup, masa kita tidak bisa
hidup.” (Ir. Soekarno)
109. “Saudara- saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di
sini, maupun saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat,
bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punya tujuan. Kita hendak
mendirikan suatu Negara 'semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat
satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi 'semua
buat semua”. (Ir. Soekarno)
110. “Saudara-saudara dan rombongan-rombongan: Buka mata! Buka
otak! Buka telinga! Perhatikan, Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah
pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar supaya saudara-saudara dapat
mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air!”
(Ir. Soekarno)
111. “Saya katakan bahwa cita-cita kita dengan keadilan sosial
adalah satu masyarakat yang adil dan makmur dengan menggunakan alat-alat
industri, alat-alat teknologi yang sangat moderen. Asal tidak dikuasai oleh
sistem kapitalisme”. (Ir. Soekarno)
112. “Saatnya telah tiba untuk meyakinkan dunia bahwa aku bukan boneka Jepang.” (Ir. Soekarno)
113. “Sejak adanya Opendeur Politik, juga modal Inggris, juga
modal Amerika, juga modal Jepang, juga modal lain-lain, sehingga imperialisme
di Indonesia kini jadi Internasional.” (Ir.
Soekarno)
114. “Sekalipun di bawah pengawasan polisi rahasia dengan
senjata ditangannya, aku tahu apa yang harus aku lakukan”. (Ir. Soekarno)
115. “Sosialisme berarti adanya pabrik yang kolektif, Andanya industrialism yang
kolektif. Andanya distribusi yang kolektif. Andanya pendidikan yang kolekstif.”
(Ir. Soekarno)
116. ”Sesuatu Bangsa hanya dapat kuat kalau ia BERSATU. Hanya dapat
Merdeka kalau Ia MEMBELI KEMERDEKAAN”. (Ir. Soekarno)
117. “Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil
nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri”. (Ir.
Soekarno)
118. “Selama rakyat belum mencapai kekuasaan politik atas negeri
sendiri, maka sebagian atau syarat-syarat hidupnya baik ekonomi maupun sosial
maupun politik diperuntukkan bagi yang bukan kepentingannya bahkan bertentangan
dengan kepentingannya”. (Ir.
Soekarno)
119. “Seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat yang sedikit. Bangsa
kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang
lain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah sosialisme
Indonesia dalam praktek”. (Ir. Soekarno)
120. “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”.
(Ir. Soekarno)
121. “Soal jajahan, adalah soal rugi atau untung, soal ini
bukanlah soal kesopanan atau kewajiban, soal ini ialah soal mencari hidup soal
Business.” (Ir. Soekarno)
122. “Suatu bangsa hanyalah menjadi kuat kalau patriotismenya
meliputi patriotisme ekonomi. Ini memang jalan yang benar ke arah kekuatan
bangsa, jalan yang jujur, jalan yang tepat”.
(Ir. Soekarno)
123. “Suatu revolusi melemparkan hukum yang ada dan maju terus
tanpa menghiraukan hukum itu. Jadi sukar untuk merencanakan suatu revolusi
dengan ahli hukum. Kita memerlukan getaran perasaan kemanusiaan”. (Ir. Soekarno)
124. “Sungguh Tuhan hanya memberi hidup satu kepadaku, tidak
ada manusia mempunyai hidup dua atau tiga”.
(Ir. Soekarno)
125. “Tanpa ekonomi yang merdeka, tak mungkin kita mencapai
kemerdekaan, tak mungkin kita tetap hidup”. (Ir. Soekarno)
126. “Tetapi kecuali dari pada itu maka peristiwa menjadi merdekanya sesuatu
bangsa yang tadinya dijajah oleh imperialisme bangsa lain, merdeka, betul-betul
merdeka, dan bukan merdeka boneka”. (Ir.
Soekarno)
127. ”Tidak ada Bangsa menjadi Bangsa yang Besar, yang Rakyatnya
adalah kecil dan sempit dalam hati dan tindakan”. (Ir. Soekarno)
128. “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa
untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban
untuk mempertahankannya”. (Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi 1956)
129. “Tidak peduli rakyat bisa membaca atau tidak, tidak
peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau
pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara
merdeka, yaitu ada rakyatnya ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia
merdeka”. (Ir. Soekarno)
130. “Tidak ada dua bangsa yang cara perjuangannya sama. Tiap-tiap bangsa
mempunyai cara berjuang sendiri, mempunyai karakteristik Beograd (sendiri).
Oleh karena pada hakekatnya bangsa sebagai individu mempunyai kepribadian
sendiri”. (Ir. Soekarno)
131. “Tuhan menciptakan bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas,
hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri”. (Ir. Soekarno)
132. “Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta
putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya”. (Ir. Soekarno)
133. “Toh, diberi hak atau tidak diberi hak, tiap-tiap bangsa
tidak boleh tidak, pasti akhirnya bangkit menggerakkan tenaganya, kalau ia
sudah terlalu merasakan celakanya diri teraniaya oleh satu daya angkara murka.
Jangan lagi manusia, jangan lagi bangsa, walau cacing pun tentu bergerak
berkelegut kalau merasakan sakit”. (Ir. Soekarno)
134. “Tuan-tuan hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa
percaya datangnya Ratu Adil? Dan sering kali kita mendengar di desa ini atau di
desa situ telah muncul seorang Imam Mahdi atau Heru Cakra. Tak lain tak bukan
karena rakyat menunggu dan mengharap pertolongan”. (Ir. Soekarno)
135. “Tuan-tuan Hakim,
apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya
"Ratu Adil", apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini
masih terus menyalakan harapan rakyat ? Tak lain ialah karena hati rakyat yang
menangis itu, tak habis-habisnya menunggu-nunggu, mengharap-harapkan datangnya
pertolongan. Sebagaimana orang yang dalam kegelapan, tak berhenti-berhentinya
menunggu-nunggu dan mengharap-harap "Kapan, kapankah Matahari
terbit?". (Soekarno, 1930, Indonesia Menggugat)
136. “Untuk membangun negara yang demokratis, maka satu
ekonomi yang merdeka harus dibangun”. (Ir. Soekarno)
137. “Untuk menjadi padang usaha industrialisme, seluruh
daerah Indonesia harus Ekonomis satu dan supaya ekonomisnya menjadi satu, maka
seluruh daerah Indonesia itu Politis harus menjadi satu pula”. (Ir. Soekarno)
138. "Untuk meneruskan Perjuangan
melawan imperalisme dan kolonialisme adalah dengan memperkuat kegotong-royongan
Nasional Revolusioner” (Ir. Soekarno).
139. “Wadah yang bernama Negara Republik Indonesia yang terdiri
dari berbagai agama, suku, adat istiadat ini supaya utuh tidak retak”. (Ir. Soekarno)
Itulah sedikit kumpulan Kata Bijak
Mutiara Soekarno baik tentang pemuda, kemerdekaan, dan
yang lainnya. Semoga bermanfaat dan dapat meningkatkan rasa
nasionalisme atau kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia yang perlahan mulai
terkikis karena zaman yang berubah.